Induk Ayam Yang Rakus


Induk Ayam Yang Rakus
By: Syahrul Ramadhan
SMKIT Darussalam 01 Batam
Pada zaman dahulu hiduplah seekor ayam betina di sebuah peternakan. Ia adalah seekor induk ayam beserta 5 ekor anak. Di peternakan tersebut terdapat berbagai macam jenis binatang, ada itik, ayam, kelinci, sapi dan kambing. Namun induk ayam ini adalah yang paling tua dan paling bijak diantara semua binatang ternak.
 Suatu hari peternakan ini ditinggalkan oleh pemiliknya dan semua binatang disini kalang kabut mencari makan dan kelaparan. Akhirnya semua binatang lepas dan pergi mencari makan di hutan tak terkecuali induk ayam dan anak-anaknya. Di hutan, induk ayam bertemu dengan seekor musang yang rajin. Induk ayam ini melihat musang yang sedang menanam jagung. Jagung yang ditanampun subur. Melihat musang yang rajin, si induk ayam berniat membantu alih-alih mendapat bagian makanan.
“Hai musang betapa rajinnya kamu. Kau terlihat sangat sibuk.
Bolehkah aku membantumu?” Tanya induk ayam.
“Terima kasih induk ayam, aku bisa mengerjakannya sendiri.”
Jawab musang.
Kenapa kamu dan anakmu berada dihutan seperti ini?
Bukankah seharusnya kau ada di peternakan?” musang bertanya penasaran.
Induk ayam lalu tertegun dan menjawab lirih,
“Kami ditinggalkan pemilik kami. Kami kelaparan.
 aku tidak tau lagi mau mencari makan dimana. Anak-anakku kelaparan,
kalau tidak makan kami semua akan mati.”
Mendengar jawaban itu, musang merasa iba, dan mempersilahkan induk ayam membantunya dan bermaksud membagi seperempat hasil jagung kepadanya
“Baiklah induk ayam, kau boleh membantuku merawat jagung ini. Nanti akan kubagi kepadamu seperempat bagian hasil jagung ini.”
Induk ayam sangat gembira mendengar pernyataan musang. Ia berjanji akan merawat tanaman jagung dengan sepenuh hati.
“Terimakasih musang, kau baik sekali, semoga Tuhan selalu
melimpahkan rezeki kepadamu. Aku berjanji akan merawat
jagung ini dengan sepenuh hati.”
Suatu ketika musang hendak pergi beberapa minggu untuk  mencari bibit tanaman yang lainnya untuk ditanam di hutan. Ia pun memberitahu induk ayam dan mengingatkannya agar menjaga dan merawat tanaman jagung itu dan akan kembali saat musim panen tiba.
“induk ayam, saya bermaksud ingin bergi beberapa minggu
mencari bibit tanaman lainnya. Saya serahkan jagung ini kepadamu,
saya akan kembali pada saat musim panen tiba.” Pesan musang pada induk ayam.
Induk ayampun mengiyakan.
“Kau serahkan saja semuanya kepadaku wahai musang,
aku akan menjaga dan merawat tanaman ini dan tidak akan
memakannya sampai kau kembali.” Jawab induk ayam.
Beberapa minggu berlalu. Musim panen pun tiba. Tanaman jagung sudah terlihat menguning dan siap untuk dipanen. Induk ayampun menunggu kedatangan musang yang tak kunjung tiba. Induk ayam berpikir bahwa musang telah mati diperjalanan. Sifat rakus induk ayam muncul, ia bermaksud untuk mengambil semua hasil tanaman jagung dan dimakan  bersama binatang lain di peternakan. Induk ayam menyuruh anak-anaknya memanggil binatang lainnya sewaktu di peternakan.
            “Anak-anakku, tolong kalian panggil semua binatang-binatang untuk datang kesini.”
Anak-anaknya pun pergi dan memanggil seluruh binatang. Sesampainya ditempat induk ayam. Mereka heran dan bertanya,
            “Wah, beruntung sekali engkau induk ayam, darimana engkau dapat semua ini?”
“Ini semua adalah milikku aku yang merawatnya sendirian.
Kalian boleh makan sepuasnya.” Jawab induk ayam.
Merekapun memakan semua jagung-jagung milik musang itu tanpa sisa. Terlihat musang dari kejauhan telah pulang. Alangkah terkejutnya musang mendapati tanaman jagungnya yang telah habis dimakan induk ayam dan teman-temannya. Musang pun marah.
“Induk ayam! Kenapa kau makan habis semua jagung-jagungku?
Bukankah kau berjanji kepadaku tidak akan memakannya sampai aku pulang?!!”
Tanya musang dengan nafas yang sudah menggebu-gebu seperti ingin menerkam
induk ayam.
“Maaa…maa..maafkan aaaku musang, aku menyesal, aku kira kau
telah mati dan aku berpikir kau tidak akan kembali lagi.” Jawab induk ayam ketakutan.
“Aku tidak habis pikir induk ayam!! Kau telah merusak janjimu sendiri! Sekarang kau harus menggantinya dengan nyawamu dan anak-anakmu!”
Amarah musang tidak terbendung lagi, musang menghabisi dan memakan anak-anak induk ayam. Namun induk ayampun lari entah kemana meninggalkan musang. Musangpun berjanji akan membuat hidup induk ayam tidak akan tenang dan memakan semua anak induk ayam. Sejak saat itulah musang dan ayam tidak pernah akur lagi.
Tamat

Komentar