MERAJUT IMPIAN MENEPIS RINTANGAN UNTUK MENGGAPAI CITA
KISAH
INSPIRATIF
“ MERAJUT IMPIAN MENEPIS
RINTANGAN UNTUK MENGGAPAI CITA “
Oleh
: Yulivarmi, S.Pd.I
Guru
SD Negeri 06 Sirukam
Kecamatan
Payung Sekaki
Hari yang masih gelap, hawa yang
begitu dingin menyelimuti tubuh, membuat orang malas untuk bangun dari
tidurnya. Ditambah lagi saat ini musim hujan, hawa menjadi lebih dingin dari
biasanya. Pagi masih buta, matahari belum mengeluarkan senyumannya, dan
masyarakat pun belum ada yang bekerja. Tubuhku yang kedinginan dan sedikit
terserang flu dan demam, bangkit dari tempat tidur dengan lunglai. Ya....aku
yang alergi dengan udara dingin mudah saja terserang flu dan demam. Namun hawa
dingin dan demam ini harus aku lawan, karena hari ini bertepatan dengan hari
jumat, tanggal 27 Desember 2019, yang juga sudah di penghujung tahun, aku harus
berangkat ke suatu
tempat, ke sebuah
desa yang belum pernah aku datangi selama ini untuk mengikuti BIMTEK penyusunan
buku ajar dan buku pengayaan yang diselenggarakan oleh KSM/KOPTIK/K3S Kecamatan
Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.
Rencana
sebelumnya, aku akan diantarkan ke Talang Babungo oleh suamiku, tetapi karena
Beliau ada urusan pekerjaan yang sangat mendadak dan tidak bisa ditinggalkan,
akhirnya aku berangkat dengan mobil temanku Rifa Amrizona, M.Pd. Perjalanan
kami mulai di sore hari. Bulatan mentari dengan warna kuning yang berpadu
dengan semburat jingga ketika senja, mampu menghipnotis siapapun yang
melihatnya. Kami menempuh perjalanan sambil menikmati indahnya alam di sore
hari ini.
Akhirnya mataharipun menyembunyikan
sinarnya, menenggelamkan dirinya dikejauhan sana, begitu pula sang senja, dia
kini tergantikan oleh sang malam. Kegelapan malam benar-benar telah
menggantikan keindahan senja. Hujan pun mulai turun dengan derasnya. Kami terus
melanjutkan perjalanan dibawah guyuran hujan. Aku tatap derasnya hujan yang
mengalir membasahi bumi, kata orang-orang bijak, seberapa seringnya hujan jatuh,
ia pasti akan kembali lagi untuk menghidupkan bumi kita yang kering. Ya....memang....Hujan
mengajarkan kita arti keiklasan, dan juga mengajarkan kita makna perjuangan.
Sungguh orang-orang yang berjuang dengan iklas, takkan pernah berhenti meski terjatuh
berkali-kali, layaknya air hujan yang senantiasa kembali dan membumi. Begitu
pun dengan diriku, walaupun mendapat rintangan dengan menempuh perjalanan yang
boleh dikatakan cukup ekstrim dimalam hari, namun semua itu tidak mematahkan
semangatku untuk sampai di tempat yang nantinya akan mewujudkan impianku untuk
menjadi seorang penulis.
Setelah menempuh perjalanan lebih
kurang dua setengah jam, akhirnya kami sampai di lokasi yang langsung disambut
oleh panitia dengan sangat ramah dan bersahabat. Kami langsung diantarkan ke
homestay yang telah disediakan oleh panitia. Setibanya di homestay kami pun
disambut oleh pemilik homestay dengan sangat ramah. Homestay ini sangat bersih,
dan nyaman. Kami dilayani dengan sangat baik sekali, juga disediakan minuman hangat.
Malam pertama di Nagari Talang Babungo pun kami lalui dengan tidur yang
nyenyak. Begitupun ketika esoknya ketika bangun pagi kami juga disuguhi dengan sarapan
yang cukup enak.
Dihari
pertama mengikuti BIMTEK, kami berangkat dengan jalan kaki sambil menghirup
udara segar di desa ini. Wah....ternyata jorong Tabek Nagari Talang Babungo ini
sangat indah. Disetiap rumah di sepanjang jalan dihiasi dengan bunga-bunga yang
indah di pandang mata. Ada bunga piladang merah, bunga mawar, bunga kertas, dan
lain-lain yang tertata dengan rapi, sehingga jorong Tabek Nagari Talang Babungo
ini dijuluki sebagai negeri seribu bunga. Setiap pinggiran jalan juga ditanami
tanaman tebu. Di sela-sela hamparan sawah yang menghijau, puluhan batang aren
pun tak kalah indah di pandang mata. Miniatur rumah gadang dibangun di beberapa
tempat. Gapura pun di sulap menjadi tempat bersantai dengan bentuk khas
Minangkabau yang terbuat dari bambu-bambu kuning. Kami juga tidak ada melihat
satupun sampah berserakan di kampung ini. Masyarakatnya juga ramah-ramah. Semangat
untuk mengikuti BIMTEK ini menjadi dua kali lipat. Alergi terhadap udara
dinginpun hilang, flu dan demam pun lari entah kemana, he..he...
Tak terasa kami pun sampai di SDN
09 Talang Babungo. Para peserta sudah terlihat banyak berdatangan. Sekitar
pukul 09.00 pagi, acara diawali
dengan tari pasambahan untuk penyambutan tamu kehormatan, dimana tamu
kehormatannya adalah Bapak Bupati Solok yang kali ini diwakili oleh Bapak
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok sendiri, yaitu
bapak Zulkizar, camat Hiliran Gumanti, tokoh masyarakat, semua nara sumber yang
langsung didatangkan dari Jakarta dan Yogjakarta. Acara pembukaan ini
berlangsung dengan penuh hitmat dan lancar.
Acara
dilanjutkan dengan pemberian materi pertama yang disampaikan oleh Bapak Adrian
Ami Mahmudi dari pihak EPSON Indonesia Selaku
yang mensponsori acara ini. Beliau menjelaskan tentang teknologi yang yang
digunakan oleh EPSON. Juga menjelaskan tentang cara kerja proyektor 3LCD dan 1
Chip DLP. Produk unggulan dari Epson ini adalah 3LCD. Mereka menjelaskan
tentang berbagai macam keunggulan dari 3LCD. Di akhir materi ini pihak Epson
memberikan kuis, dimana beliau meminta kami membuat tulisan berupa rangkuman
dari materi yang telah beliau sampaikan, tulisan yang paling lengkap dan menarik
akan diberi hadiah printer EPSON.
Akhirnya, Bapak Wijaya Kusumah yang juga merupakan
salah satu narasumber menyeleksi tulisan-tulisan semua peserta BIMTEK yang berjumlah
lebih kurang 180 orang. Setelah melalui seleksi yang ketat akhirnya
terpilihlah 3 guru yang memiliki tulisan terbaik. Alhamdulillah, nama saya terpanggil
diantara 3 peserta itu. Harap-harap cemas saya maju kedepan, begitu juga dengan
2 guru yang lainnya. Kami diminta membacakan hasil dari ringkasan kami satu
persatu. Setelah kami selesai membacakan tulisan, Pak Wijaya meminta seluruh
peserta untuk menentukan siapa yang terbaik dari kami bertiga dengan cara
melakukan voting. Siapa
yang mendapatkan
suara terbanyak, dialah yang berhak mendapatkan satu buah mesin printer EPSON seharga
lebih kurang 3,3 juta rupiah. Ketika hasil voting disebutkan, hilang sudah
kesempatanku untuk mendapat hadiah satu buah mesin printer karena aku kalah
satu suara dari yang mendapatkan juara 1, aku hanya mendapatkan 40 suara, sedangkan
dua orang guru lagi mendapatkan 41 suara, dan 20 suara. Tidak apa-apa...aku
tetap bersyukur kepada Allah meski belum beruntung mendapatkan hadiah tersebut.
Mungkin rezekiku belum ada hari ini ucapku dalam hati.
Hal ini tidak mematahkan semangatku
untuk mengikuti terus BIMTEK ini, karena tujuanku datang ke acara ini bukanlah semata
untuk mendapatkan hadiah, tetapi adalah untuk mendapatkan ilmu tentang bagaimana
caranya untuk menjadi seorang penulis. Aku bertekad bahwa aku harus bisa
melahirkan sebuah buku setelah selesai mengikuti acara ini. Materi dihari
pertama ini dilanjutkan oleh nara sumber Bapak Edi S Mulyana dari penerbit Andi
Yogjakarta. Beliau memaparkan tentang gambaran dunia penerbitan di Indonesia,
dan bagaimana prosesnya naskah menjadi sebuah buku. Acara saya ikuti dengan
penuh semangat sampai selesai.dan Alhamdulillah, hari pertama sudah bisa
terlewati dengan baik. Aku dan dua temanku pulang dalam derasnya hujan.
Sesampainya di homestay, saya
langsung mandi dengan air hangat yang telah disediakan oleh pihak homestay.
Selesai makan malam dan sholat, aku bercakap-cakap dengan pemilik home stay Ibu
Pelni Eliza dan suaminya Bapak Kasri Sastra yang merupakan tokoh masyarakat
Jorong Tabek ini. Beliau menjelaskan bahwa warga jorong Tabek mayoritas petani
tebu dan dan aren. Sebagian kecil ke
sawah
dan ladang. Bapak Kasri merupakan pengajar mata pelajaran Bahasa Arab plus
Penjaskes di MIS muallim Tabek, sekaligus ketua KBA ( kampung Berseri Asra ). Jorong
ini merupakan satu-satunya KBA di wilayah
Propinsi SUMBAR.
Di hari kedua, sebelum berangkat ke
sekolah untuk mengikuti BIMTEK aku dan teman-teman terlebih dahulu mengunjungi
rumah pintar yang bernuansa minangkabau dan islami, tempat ini dirancang
seperti rumah panggung. Kata mereka ini merupakan simbol bahwa Jorong Tabek
sedang menggiatkan gerakan literasi dengan merangsang minat baca masyarakat,
terutama para pelajar dan generasi muda. Di rumah pintar ini
tersusun buku dengan rapi. Rumah pintar ini juga di jadikan museum yang didalamnya memajang berbagai peninggalan
sejarah minang. Tempat ini juga menawarkan lokasi untuk berfoto yang menarik,
seperti jembatan diatas rumah yang kanan-kirinya dibalut bunga dan pemandangan
asri. Aku beserta teman-teman tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan mengabadikan
momen ini untuk berfoto bersama.
Setelah puas mengunjungi rumah pintar ini,
kami langsung berangkat ke SD Negeri 09 Talang Babungo untuk mengikuti BIMTEK
dihari kedua ini. Workshop terus dilanjutkan dengan materi yang semakin
menarik. Materi pertama diberikan oleh Bapak Edi S
Mulyana dari penerbit Andi Yogyakarta.
Kali ini beliau lebih fokus pada buku ajar, bagaimana menghasilkan buku ajar
yang baik dan ideal, apa saja elemen-elemen dari buku ajar, serta bagaimana
mengirimkan proposal pada penerbit
sehingga buku ajar yang kita tulis layak untuk diterbitkan. Pada sesi kedua
nara sumber diberikan oleh ibuk Betti Risnaleni, guru berprestasi tingkat
Nasional dan juga pendiri TK Insan Kamil. Beliau begitu banyak memberikan
motivasi kepada kami untuk bisa melahirkan karya-karya yang baik dan berguna bagi orang
banyak. Hal yang paling luar biasa
adalah Ibu Betti
ini ternyata dulunya adalah guru kelas IV dari Bapak Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia Bapak Nadiem
Anwar Makarin.
Pemateri
selanjutnya adalah Bapak Wijaya Kusumah,
seorang blogger terkenal dan ternama di Indonesia dan sering memenangkan
berbagai macam perlombaan menulis. Materi yang beliau berikan adalah Strategi
pemasaran buku ajar. Dalam memberikan materi ini, beliau juga mengajarkan
bagaiman caranya menjadi kaya di
usia
muda, ada 5K yang mempengaruhi dunia, aktivitas belajar C-Generation, 4
kekuatan manusia, dan gerakan literasi sekolah. Beliau memberikan materi ini
dengan sangat baik sekali sehingga semua peserta antusias mengikuti dan
menyimak materi. Bapak Wijaya juga memiliki rasa humor yang tinggi sehingga
para peserta tidak bosan mengikuti acara ini. Beliau terus memotivasi kami
untuk bisa melahirkan buku setelah selesai mengikuti acara ini. Insya Allah Pak...jejak Bapak
akan saya ikuti, meskipun saya tahu
bahwa kemampuan saya belum seberapa, tapi berkat belajar insya allah saya akan bisa
melewatinya dengan baik.
Alhamdulillah,
semua materi yang telah disajikan dapat saya ikuti dengan senang, meskipun
diawal-awal keberangkatan dari rumah saya menghadapi banyak kendala, mulai dari
terserang flu dan demam, suami yang batal mengantarkan karena ada urusan
mendadak yang tidak bisa beliau tinggalkan, sampai di waktu perjalanan
berangkat ke Nagari Talang Babungo dimalam hari dalam keadaan diguyur hujan
lebat. Namun berkat kesungguhan hati untuk merajut impian demi menggapai
cita-cita agar bisa belajar menjadi seorang penulis yang profesional, saya bisa
menepis semua rintangan itu dengan baik.
Meski menyadari tidak semua materi bisa saya serap dengan baik, tapi saya
yakin, berkat terus belajar, dan bimbingan dari orang-orang yang sudah memiliki
kompetensi dibidang ini, saya pasti bisa nantinya menjadi seorang penulis buku
yang baik.
Untuk semua nara sumber, seluruh
panitia, dan pemilik homestay, serta teman-teman, saya ucapkan terima kasih atas semua keramah
tamahannya. Selamat
tinggal Jorong Tabek Nagari Talang Babungo nan indah berseri. Semoga suatu hari
nanti aku bisa kembali lagi ketempat yang penuh kenangan ini. Aamiin..
Wassalam..........
Komentar
Posting Komentar