Resume Belajar Menulis Gelombang 2 bersama OM Jay –Pertemuan 1
Resume
Belajar Menulis Gelombang 2 bersama OM Jay –Pertemuan 1
Ini pertama kalinya saya ikut kelas
menulis dan online pula. Sebelumnya tidak terbayang akan jadi seperti apa.
Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 24 Januari 2020 jam 20.00 WITA dengan narasumber
Bapak Agus Sampurno. Beliau adalah sosok guru inspiratif yang profilnya bisa
kita lihat di https://gurukreatif.wordpress.com/
, sedangkan Om Jay (Bapak Wijaya Kusuma, https://wijayalabs.wordpress.com/)
bertindak selaku moderator.
Menurut Pak Agus Saat ini seorang guru
diperlukan inovasi nya dikarenakan semua katup yg sebabkan mandeknya
Kreativitas sudah dibuka. Misalnya :
1. RPP menjadi lebih aplikatif
2. Kepemimpinan diupayakan agar dimiliki
juga oleh guru sebagai guru penggerak
Membuat blog erat kaitan nya dengan
inovasi. Sebelum melanjutkan materi peserta kelas menulis diminta mengisi
surver di https://www.menti.com/x2ahye8rn2,
salah satu pertanyaannya :
Sebutkan 3
hal yang merupakan tantangan dari inovasi/perubahan? Jawaban saya yang pertama
lingkungan sekitar, kedua kurangnya motivasi, ketiga ketakutan akan gagal.
Survey cepat yang diisi dalam 5 menit menampilkan hasil sebagai berikut :
SALAH
PAHAM MENGENAI INOVASI
1.
Inovasi
tidak melulu soal teknologi
2.
Inovasi
hanya lahir dari kepala sekolah yg hebat kemudian guru tinggal melaksanakan.
3.
Inovasi
adalah produk. Padahal inovasi adalah budaya.
4.
Inovasi
sama dengan kreativitas
5.
Inovasi
lahir dari sekumpulan orang pintar
6.
Inovasi
lahir dari kesulitan alias the power of kepepet.
7.
Inovasi
lahir begitu saja.
8.
Inovasi
lahir karena dipaksa
Hambatan
inovasi menurut kaum pendidik dan pemimpin di sekolah
1.
Ujian
nasional
2.
Pihak
dinas
3.
Rekan
sekerja
4.
Input
siswa
5.
Waktu yg
sedikit
6.
Bullying
antar guru
7.
Kepala
sekolah atau rekan sekerja yg cuek
8.
Biaya
9.
Sarpras
10.
Kurikulum
11.
Orang tua
siswa
12.
Kewajiban
membuat administrasi pengajaran
DUA JENIS PERUBAHAN YG TERJADI DI DUNIA PENDIDIKAN
1.
DISRUPTIVE.
Perubahan bersifat memaksa. Aplikasi Ruang Guru misalnya ia bukan mengantikan
peran guru. Aplikasi tsb hanya menggantikan guru yg malas, yg mabuk akan status
PNS namun malas belajar kembali, guru yg bahagia mengajar sekedar nya saja
apalagi ditunjang oleh kepsek yg cuek .
2.
INCREMENTAL.
Mungkin tafsirannya adalah perubahan yg terstruktur, melibatkan semua pihak,
didokumentasikan dan dirayakan saat ada perubahan/perbaikan sekecil apapun itu.
Open minded terhadap kesalahan. Menjadikan kesalahan sebagai batu lompatan
Lalu Pak
Agus memulai cerita mengenai Google. Sebagai perusahaan mereka punya rasio
80:20
Artinya 80
persen waktu karyawan nya digunakan utk mengerjakan tugas atau pekerjaan wajib nya. Sementara 20 persen
digunakan utk bereksperimen yang difasilitasi oleh perusahaan dgn memberikan
kesempatan utk berpresentasi di depan petinggi perusahaan. Karyawan yang
inovasi nya dipandang berharga akan diberi pembiayaan.
Pada saat
pemaparan materi berlangsung peserta langsung aktif bertanya dan menanggapi,
berikut petikan Tanya jawab peserta dan narasumber:
1.
Peserta
dengan id Haryenti191017: Tadi pak agus bilang kesalahan dlm memahami inovasi
itu sebagai teknologi, Saya memahami nya memang seperti itu karena sesuai dengan
tuntutan zaman milineal, kata orang 4.0,
Tanggapan Narasumber : Terima kasih atas tanggapannya.
Cakupan inovasi cukup luas, dan memang benar bahwa generasi saat ini
menyukai teknologi. Saat yang sama guru bisa menggabungkan keduanya misalnya
dengan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran dahulu baru dicari apakah
ada teknologi yang bisa mendukung. Misalnya guru yang berinovasi membuat
siswanya rajin dan menjadi pandai menulis kemudian belajar cara membuat blog
untuk kelasnya. Agar tulisan siswanya bisa dibaca lebih luas audiens nya. Jadi
mesti aspek pedagogik dahulu baru teknologi
Peserta dengan id Haryenti191017: Saya ngajar aqidah akhlak MTs,
kira-kira apa contoh inovasi yang bisa saya terapkan di sekolah terkait dengan
bidang studi yang saya ampu pak?
Tanggapan Narasumber : Ide mengenai inovasi datang dari masalah yg
terjadi. Sebuah solusi pemecahan masalah hanya bisa disebut inovatif bila:
1. Memberikan solusi
2. Berbiaya murah
3. Mudah ditiru
4. Gampang dilacak bukti perubahannya
Peserta dengan id Haryenti191017: Terkait dengan masalah yg saya alami
ketika siswa saya ajak diskusi,mereka tidak mampu mengeluarkan pendapat dan tidak
punya keberanian.
Tanggapan Narasumber : Gunakan kertas post it, atau kalau tdk ada potong
kertas a4 jadi 4 bagian. Minta siswa menulis jawaban pertanyaan di kertas tersebut
lalu ditempel di tembok dengan demikian semua nyaman dalam menjawab.
2.
Bagaimana
dengan kreatifitas yg minim jika ingin melakukan inovasi pak @Agus Sampurno ?
Tanggapan Narasumber : Bisa mulai dengan prinsip ATM : Amati, Tiru, Modifikasi
Cari hal yg menurut bapak menarik lalu terapkan prinsip ATM.
3.
Peserta
dengan id Tuti Agia : Bukankah orang yang resisten merupakan hambatan dalam
inovasi pak?
Tanggapan Narasumber : Setuju . Sebaiknya jauh jauh dari tipe seperti ini.
Jika ibu adalah pemimpin di sekolah cukup pastikan ia tidak memprovokasi guru
lainnya dalam menghadapi perubahan.
4.
Peserta
dengan id Weyina : Inovasi seringkali terhambat dgn no 7. Bagaimana solusinya,
Pak?
Tanggapan Narasumber : Maksudnya adalah rekan kerja yang cuek atau
pimpinan sekolah yang cuek ya pak. Jika ini terjadi maka pastikan anda punya
'tempat bermain di luar'. Tempat
bermain maksudnya adalah:
1. Komunitas
2. Follower
3. Teman di FB
Bergabunglah dengan masyarakat kreatif. Banyak pendidik yang masuk
jebakan pertemanan, misalnya di Facebook semata hanya masuk pada grup grup yang
menyuarakan kesejahteraan tanpa mau lebarkan sayap, belajar dari orang yang sudah
lebih dulu berkembang. Dengan menulis di blog maupun di media sosial, anda akan
jadi orang yang 'terlihat' pintar dan kreatif. Jika anda lakukan berulang kali,
maka dua sifat diatas akan melekat pada diri anda.
Peserta dengan id Weyina : Oh ya Pak... Terima kasih. Alhamdulillah
selama ini saya sudah memiliki tempat bermain yang nyaman dan menyenangkan, Salah
satunya di sini.
5.
Peserta
dengan id Hendra Pas 2.0 : Kenapa inovasi bsa lahir karena dipaksa ?
Tanggapan Narasumber : Itu justru menjadi Salah paham ya pak. Inovasi
lahir karena kebiasaan baik yg diulang terus menerus.
Peserta dengan id Hendra Pas 2.0 :
Saya setuju pak dengan jawabannya .Harusnya bisa menjadikan sebuah
kebiasaan. Bukan menjadi sebuah terpaksa.
Peserta dengan id Tuti Agia : Dijadikan
motivasi .
Kemudian Pak Agus bertanya lagi Bagaimana cara anda belajar sebuah hal
atau keterampilan yang baru? Peserta dengan id Bergita Kapa menjawab Mengamati,
mencoba dan berusaha sampai sukses. Om Jay menambahkan Berani mencoba dan fokus
mempelajarinya. Peserta dengan id indri juga menjawab Mempelajari dan mencobanya.
Pak Agus menyambut baik tanggapan para peserta, terkait dengan era kekinian, semua
hal menjadi lebih cepat. Termasuk dalam hal mempelajari kegiatan menulis di
blog. Jika anda guru SD Anda bisa belajar dari:
1. YouTube
2. Rekan yang sudah membuat
Jika anda guru SMP dan SMA. Anda bisa sibukkan diri dgn menulis lalu ajak
atau tunjuk siswa yang mahir IT untuk mempelajari dan membuatkannya untuk anda.
Sampai akhir nya anda bisa memposting tulisan anda sendiri.
Diskusi cukup menarik meskipun baru beberapa peserta yang bertanya dan
yang lain menyimak, bahkan ada peserta yang bertanya lebih dari satu kali. Hal
ini membuktikan tekad para peserta untuk belajar. Di bagian akhir pemaparan
materi narasumber menyampaikan pengalaman beliau menulis di blog. Begini
katanya : Ada beberapa jenis blog, anda
bisa menambahkan jika berkenan
1. Review
produk
2.
Memberikan tips dan trik
3.
Bercerita pengalaman (personal branding)
(Menurut saya ini tinggal buka di Wikipedia ada buanyaakkkk sekali
jenisnya)
Saat saya memulai menulis, motivasi nya lebih pada karena saya dilanda 'burn out' atau kelelahan menjalankan profesi sebagai pendidik. Waktu itu Facebook masih sangat baru di dunia maya. Karena Facebook belum terkenal maka belum ada istilah 'curhat di dunia maya'. Jadilah saya melakukan curhat lewat platform blog yaitu wordpress. Namun saya berpikir, akan sangat sayang jika saya semata curhat namun tidak berbagi solusi. Maka hal yang saya lakukan waktu itu adalah
Saat saya memulai menulis, motivasi nya lebih pada karena saya dilanda 'burn out' atau kelelahan menjalankan profesi sebagai pendidik. Waktu itu Facebook masih sangat baru di dunia maya. Karena Facebook belum terkenal maka belum ada istilah 'curhat di dunia maya'. Jadilah saya melakukan curhat lewat platform blog yaitu wordpress. Namun saya berpikir, akan sangat sayang jika saya semata curhat namun tidak berbagi solusi. Maka hal yang saya lakukan waktu itu adalah
1. Mulai
dengan berpikir kesulitan apa sebagai guru.
2. Mencari
atau riset di internet mengenai solusi
keluhan saya itu
3.
Mengujicobakan di kelas
4. Menulis
hasilnya di blog
Terima
kasih @Wijaya Kusuma ada banyak manfaat yang saya rasakan dalam menulis di
blog:
1. Makin
mencintai dunia pendidikan
2. Promosi
dalam bidang pekerjaan. Waktu memulai menulis blog saya adalah guru, kemudian
menjadi kepala sekolah dan saat ini menjadi konsultan, pembicara serta pemimpin program peningkatan
kualitas pendidikan di beberapa provinsi di Indonesia.
3. Menjadi
pembicara
Nomor 3
saya tandai secara khusus dikarenakan seorang pembicara tdk akan menjadi
seorang yg handal tanpa ia menjadi penulis.
Dikarenakan saat menulis ia
akan melakukan riset yg akan membuat materi yg dibawakan sbg pembicara menjadi
bernas dan bermakna. Ada hal yg tdk akan anda duga saat menjadi penulis. Keterampilan anda
menjadi berbuah dengan tambahan profesi sebagai pemateri/pembicara dan
fasilitator. Anda hanya harus belajar sedikit lagi mengenai andragogy
(pendidikan orang dewasa)
Narasumber
berkesimpulan bahwa :
1.
Menulislah singkat singkat saja. Saya terinspirasi betul dengan Seth Godin yang tiap hari menulis
diblognya dengan singkat namun padat pengetahuan dan intisari pengalaman.
2. Jika
sudah terbiasa menulis maka akan merasa kurang jika belum menutup hari dengan
menulis.
3.
Menuliskah dimana saja dan dengan alat apa saja.
Saat saya menulis tulisan ini saya gunakan fasilitas notes di smart phone
saya, sambil menikmati perjalanan berangkat kerja dengan komuter di pagi hari.
Jadi tidak mesti menunggu berhadapan dengan laptop atau komputer baru menulis.
Jika demikian mengapa bagi sebagian pendidik menulis di blog itu menjadi
hal yang memberatkan, padahal dengan terampil dan menarik mereka menulis status
di update media sosial mereka dengan tulisan menyentuh dan menggugah semangat?
hal-hal berikut ini adalah bisa menjadi kemungkinan jawabannya.
Menulis di blog perlu waktu lama untuk bisa dikenal publik atau bahkan
bisa ‘tercium’ oleh mesin pencari google. Tidak ada instant gratification
seperti kita menulis di facebook yang dalam waktu sekejap bisa dapatkan
‘jempol’ atau likes. Menulis di blog dianggap perlu punya latar belakang teori
padahal tidak selalu. Blog lebih bernuansa ‘diary’ atau refleksi pengalaman.
Menulis blog dianggap seperti menulis makalah ilmiah yang membuat
pendidik merasa mesti tampil ‘sempurna’. Jika pendidik itu kemudian berhasil
menulis biasanya kemudian blognya menjadi lama diisi kembali dikarenakan
energinya habis dan menjadi kehilangan selera untuk mengisinya kembali. Lebih
baik menulis singkat. padat dan jelas daripada sekali menulis sempurna lalu
setelah itu hilang.
Bayangkan jika semua pendidik berkenan berbagi pengalamannya lewat
tulisan, singkat dan bersemangat, dijamin pendidikan Indonesia menjadi maju dan
berkembang dalam waktu yang cepat. Hal ini dikarenakan cerita dari ‘lapangan’
bisa dibagi dan dibaca dan dijadikan inspirasi oleh si pembaca untuk diterapkan
di sekolahnya masing-masing.
Menulis blog berarti anda bersedia untuk keluar dari zona nyaman, Hal ini
dikarenakan :
1. Anda secara
tidak sadar akan menekuni hal baru yang diperlukan kesabaran dan kesadaran
dalam berbuat
2. Anda
akan tersenyum saat ingat pertama kali anda memulai
3. Anda
akan menginspirasi orang lain
Menarik sekali sesi pertama ini, saya
tidak sabar menunggu esok hari untuk menulisnn (sebenarnya khawatir chat
tertumpuk kiriman tugas peserta lain yang mulai bisa dikumpulkan besok pagi).
Saya menyelesaikan tugas ini di jam 2 malam dengan hati lega karena hari ini
sudah belajar ilmu baru. Thanks to Bapak Agus Sampurno dan Bapak Wijaya Kusuma
yang sangat inspiratif. Semoga kedepan semakin bersemangat untuk mempublish
tulisan-tulisan yang masih ada di draft.
Komentar
Posting Komentar