Resume Hari Pertama Belajar Menulis Bersama Omjay Oleh: Ade Irma
#Tantangan
Hari Pertama
Selamat pagi, siang dan malam ya, Om Jay.
Sepertinya
saya akan menuliskan apa yang menjadi hal yang paling membingungkan disaat saya
mengikuti pelatihan menulis bersama OM Jay.
Terus terang pada saat gabung di
grup akibat ada gelitik dari grup tetangga yang memposting sebuah tautan. Entah
mengapa jemari ini tanpa ragu dan sungkan langsung mendaftar. Sepertinya ada
magnet penarik tetapi pasti bukan pelet atau sihir.
Ah, sudahlah jangan
ngawur. Terlebih dahulu saya memperkenalkan diri dengan nama Ade Irma dari Bandung Barat, “mohon izin
bergabung di Grup Menulis Bersama Om Jay 1, semoga membawa berkah”.
Singkat
cerita tercatatlah saya menjadi peserta dengan nomor 202001-2. Grup menulis ini
digawangi oleh pengampu yang memiliki jam terbang tinggi. Tak jauh beda, para
pesertanya pun hebat nan luar biasa. Pada umumnya mereka telah menjadikan
menulis “sebagai sarapan pagi”.
“Ah, bisa tidak saya
bergabung dengan mereka?” Mulai deh, rasa galau datang dari sisi hitam sebelah
kiri. Tetapi hati yang paling dalam selalu muncul menyemangati.
“Tenang, tarik nafas
panjang, pejamkan mata dan keluarkan perlahan-lahan. Nikmati aliran nafas dan
detak jantung yang tidak memaksamu untuk melakukan pekerjaannya. Anggap itulah
hal yang harus kamu lakukan.”
Itulah
kata-kata yang muncul, Awal berkenalan
dengan Grup menulis Bersama Om Jay 1. Kemudian sambil menunggu kuota terpenuhi
kami diminta untuk saling memperkenalkan diri dengan
menuliskan nama, dan
asal daerah. Ternyata
pesertanya bervariasi dari seluruh Indonesia. Berarti kami semua pemburu
“Pelatihan Gratis”.
Tidak
apa, yang penting saya sigap membaca peluang. Jika ada rekan guru yang baik
hati dengan ikhlas berbagi ilmu agar bisa ditularkan ke guru lainnya merupakan
kesempatan yang jangan disia-siakan. “Lumat habis, ini waktu dan saat tepat
untuk “memantaskan diri menjadi guru yang beda dan unggul”.
Selidik
punya selidik ternyata pengampunya itu orang super duper mantap jiwa keren
lahir batin. Wah, poke’e ngepoll. Siapakah dia?
Ya, semua orang
sudah mengenalnya. Sosok yang hilir mudik di dunia pelatihan. Namanya Om Wijaya
Kusumah dengan nama panggilan Om Jay. Dia guru di
SMP Labschool Jakarta. Beliau anggota PGRI yang handal. Eksis dengan karya
literasi, menerbitkan buku, blogger, dan penggagas pelatihan Menulis bersama
OmJay.
Sebagai
seorang guru, Om Jay ingin berbuat banyak untuk sekolahnya. Sehingga tidak
tanggung-tanggung beliau menerbitkan 7 (tujuh) buah buku hasil karya tulis
siswa SMP Labschool. Sebuah cara yang keren membiasakan literasi di sekolah
tidak hanya membaca buku tetapi sudah melampaui dengan menghasilkan kumpulan
karya dalam bentuk buku. Sebuah perjuangan yang panjang dan membanggakan.
Sebelumnya
pada bulan Desember 2019 beliau mengadakan kelas #menulis puisi bareng yang
secara daring. Sekarang Om Jay ingin
menularkan dan menjadi virus yang jadi endemik agar guru konsisten untuk
menulis. Seluruh peserta akan mendapatkan sertifikat selama 32 jam. Waw,
sempurna sekali. Karena bisa mendongkrak kebutuhan PAK jika akan naik pangkat.
Bayangkan 32 jam itu setara dengan nilai PAK 1. Seandainya kita ikut pelatihan
yang dilaksanakan oleh Kesharlindung Kemdikbud kita akan menghabiskan waktu 4
hari nginap. Tetapi ini sangat mudah, dengan selama 16 pertemuan dan setiap
peserta rajin membuat resume dari setiap pertemuannya maka sertifikat akan di
tangan. Kenapa tidak kita manfaatkan kesempatan baik ini. peluang tidak akan
datang dua kali. Yang paling bijak ikuti sesuai arahan dari pengampu. Pasti
lancar.
Om
Jay, sekarang saya sampaikan permohonan bahwa resume saya disekaliguskan ya,
“buntel kadut pokoknya, sejak pertemuan awal sampai pertemuan ke-15. Bisakan?”
itulah kata rajukan yang saya tuliskan sekarang.
Om
Jay, saya tidak akan mengutarakan alasan sebab kalau saya mengurutkannya akan
mempengaruhi “personal branding” saya sebagai peserta pelatihan yang sedang
berusaha mendapatkan persetujuan. Persetujuan apa? Ya itu tadi Om Jay,
resumenya digabungkan.
“Boleh, boleh ...
itu jawabannya”, #ngarep banget.\
Om Jay, saya sadar
diri sepertinya jauh meraih bonus sejumlah uang. Sebab saya masih belajar.
Ceritanya mau bikin blog di kompasiana, kan dulu sudah punya. Mau ngisi blog di
wordpress eh, lupa password nya. Lah, itulah saya generasi digital imigrant.
Banyak nanggungnya.
Tapi Om Jay, setelah
saya menyimak tayangan pertama tanggal 16 Januari 2020, dengan anggota
fantastis 256 peserta, wah, keren abis. Lalu nara sumber yang dihadirkan adalah
Bapak@Agus Sampurno yang bertitel blogger berprestasi di Indonesia.
Waw,
keren amat.
Bapak @Agus Sampurno adalah guru blogger dan pengelola blog http://gurukreatif.wordpress.com. Bog yang dikelola @Agus Sampurno sangat
ramai pengunjungnya. Seperti pasar kali ya, setiap hari ada saja penggemar yang
mampir ke blognya. Beliau juga terpilih sebagai pemenang guru Award 2011. Yah,
bikin ngiri atas prestasi yang telah diraih oleh beliau. Hal ini sudah pasti
menjadi magnet tersendiri buat peserta untuk menyimak dan meneladani perjuangannya.
Bukan tidak mungkin suatu saat akan muncul guru blogger yang lainnya sebagai
generasi penerus.
Sebuah
kondisi yang luar biasa. Dan @Pak Agus Sampurno berbagi banyak hal kepada
peserta pelatihan terkait tips dan trik untuk menjadi guru blogger. Pasti ada
langkah-langkah dan modal awal yang menjadi prasyarat menjadi guru blogger yang
produktif. Sehingga pengampu mengambil tema perdana “Menjadi Guru Blogger”.
Saya ingin jadi blogger juga!
Ternyata
usut punya usut rekan peserta di pelatihan menulis bersama OmJay ini banyak
sekali peserta guru hebat yang sudah menggulirkan beberapa buku seperti @Bu
Lilis Ika H. Sutikno. Dia keren dan jos gandos sebagai guru dengan profesi
sebagai penulis dan sudah menerbitkan banyak buku salah satunya berjudul “Kiat
Menjadi Penulis Buku Profesional”.
Di
kelas pelatihan ini pesertanya luar biasa. Mau tahu sekedar ulasan awal saja
ada @Bu Endang Kusyani_Eky...yang berusaha mengalihkan kegiatan yang distrubtif
menjadi aktivitas yang develop. Bayangkan
beliau memberikan ide mengalihkan siswa yang ribut untuk membuat tulisan.
Hasilnya terkumpul karya siswa walau dalam tulisan tangan yang direncanakan
akan ditulis ulang menjadi sebuah karya siswa.
Lain
lagi dengan @Hikari Yuli, seorang penulis dari segala genre mulai puisi, cerpen,
novel, modul, buku, dan banyak lagi. Sebuah talenta yang luar biasa, beliau
mampu mengawinkan antara kemampuan menulis karya fiksi
dengan non fiksi. Talenta yang hebat dan patut diintip sepak terjang perjalananan
dari langkah pertama sampai titik puncak menuai bulir peluh yang terjadi di
masa perintisan. Pasti banyak hal yang bisa digali dan dijadikan cermin
sehingga peserta yang lain bisa mengambil manfaat dari kisah perjuangan orang
yang telah berhasil menjadi penulis handal.
Di
samping kisah mulus mencapai asa, ada pula curhat terkait kondisi real di
lapangan yang kadang jauh dari harapan. Ada yang di sekolahnya belum terbiasa
dengan penerapan konsep “merdeka belajar”. Ada kesan belajar itu dibatasi
dinding tembok yang tinggi. Kalau belajar beratap langit dan bertikar tanah
dianggap aneh dan memilukan. Padahal sejati itulah merdeka belajar dengan
memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan berbagai tindakan dan
perlakuan edukatif agar anak tumbuh sebagai generasi yang memiliki karakter yang
baik dengan keseimbangan EQ, SQ, da IQ.
Ah,
akhirnya jam 20.00 tibalah. Kami peserta pelatihan bersiap mengikuti arahan
yang dimoderatori oleh @Intan Rahmadani, purti dari Om Jay yang sedang kuliah
di UIN Bandung Jurusan Sastra Inggris. Disampaikan bahwa materi hari ini
terkait: (1) asyiknya ngeblog, (2) blog dan semangat kekinian di dunia
pendidikan, (3) menjaga konsistensi dalam menulis blog.
Adapun
uraian bahasan pertama, sebagai berikut: di menit awal Pak @Agus Sampurno
menampilkan 6 foto terkait konsep blog. Moderator memberikan translate sebagai berikut:
“Blogging menjadi
hal yang sangat penting untuk saya, sebagai pendidik, pemilik bisnis dan untuk
kehidupan sehari-hari saya, dimana blog dapat bisa membantu saya secara
perlahan memberi waktu untuk merefleksikan diri saya sendiri dari apa saya
pelajari dan saya lakukan. Latihan ini tidak hanya mengkonsolidasi pemikiran
saya sendiri, namun juga merekam secara permanen pertumbuhan saya sendiri dari
waktu ke waktu”.
Translate kedua, “Bagaimana menulis blog dengan baik?” ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
Content
(Isi Blog)
Pada bagian ini
menjadi alasan utama “why”, anda
melakukan kegiatan blogging dan apa
yang akan anda post di laman blog anda. Pada baian ini membutuhkan anda untuk
berfikir, merefleksikan sesuatu berkomunikasi dan menjelaskan ide anda.
Check List,
Bagian ini adalah
keterampilan yang harus anda lakukan sebelum menekan publist/terbitkan dengan
terlebih dahulu memperhatikan: (1) judul yang ditulis harus menggunakan huruf
kapital, (2) post memiliki satu atau lebih kategori, (3) tidak lupa untuk
mengecek ulang untuk COPS: Capializaton/kapitalisasi,
Organization /penyususnan, Puncutuation/tanda baca, dan Spelling /ejaan.
Sedangkan ada lima peluang
untuk memperkuat tulisan anda: (1) Keyword
/kata kunci, (2) visual/visalisasi,
(3) social/sosial, (4) headline/berita utama, (5) hyperlinked/koneksi
Sedangkan
Pak @Agus Samapurno meyampaikan bahwa menulis blog berarti anda bersedia untuk
keluar dari zona nyaman. Hal ini dikarenakan: (1) anda secara tidak sadar akan
menekuni hal baru yang diperlukan kesabaran dan kesadaran dalam berbuat, (2)
anda akan tersenyum saat ingat pertama kali anda memulai, (3) anda akan menginspirasi
orang lain.
Ada
bebrapa jenis blog, yakni: (1) review
produk, (2) memberikan tips dan trik, (3) bercerita pengalaman (personal branding).
Pak
@Agus Sampurno sejak tahun 2007 sudah menulis di blog. Saat pertama beliau
menulis motivasinya lebih karena dilanda oleh “born out” atau kelelahan menjalankan profesi sebagai pendidik.
Waktu itu facebook masih sangat baru di dunia maya. Jadilah curhatnya lewat
platform blog yaitu wordpress. Selanjutnya kepikiran akan sangat sayang jika
hanya semata curhat namun tidak berbagi solusi. Maka hal yang dilakukan waktu
itu adalah: (1) mulai dengan berfikir kesulitan apa sebagai guru, (2) mencari
atau riset di internet, (3) menguji cobakan di kelas, (4) menulis hasilnya di
blog.
Pada
sesi Q&A, pak Wijaya bertanya: ”Apakah Pak @Agus Sampurno mendapatkan
manfaat menulis di blog?
Jawaban: ”Ada banyak
manfaat yang dirasakan dalam menulis di blog, yakni: (1) makin mencintai dunia
pendidikan, (2) promosi dalam bidang pekerjaan.
Waktu
memulai menulis blog saya adalah guru. Kemudian menjadi kepala sekolah
dan pada saat ini menjadi konsultan, pembicara serta pemimpin program
peningkatan kualitas pendidikan di beberapa
provinsi di Indonesia, (3) menjadi pembicara asional.
Menjadi
pembicara tidak akan menjadi seorang yang handal tanpa ia menjadi penulis.
Dikarenakan di saat menulis ia akan melakukan riset yang akan membuat materi
yang dibawakan sebagai pembicara menjadi bernas dan bermakna.
Ada
hal yang tidak terduga ketika menjadi penulis, dimana keterampilan akan berbuah
dengan tambahan profesi menjadi pemateri/pembicara dan fasilitator. Kita hanya
belajar sedikit lagi mengenai andragogy (pendidikan orang dewasa).
Pertanyaan:” Kenapa
ya, banyak guru yang tidak suka menulis di blog?
Ada beberapa alasan,
yakni: (1) lebih senang dengan Facebook atau IG karena tanggapan pembacanya
langsung dan instan, (2) kurang suka belajar sedikit lagi mengenai platom blog,
(3) merasa dirinya bukan ahli dan tidak pantas untuk berbagi pengalaman.
Padahal niatnya untuk menulis bagi pribadi kita sendiri. Jika ada orang lain
yang suka pada tulisan anda, anggap bonus.
Sesi
selanjutnya Q&A, dipersilahkan tiga orang penanya.
Penanya kesatu: ”Mohon
penjelasan bagaimana membangun personal
branding lewat blog dan apa dampaknya bagi kehidupan kita?.
Kalau seseorang
ingin lakukan branding dirinya maka disebut personal branding. Jika sekolah
ingin lakukan branding maka sebutannya menjadi school branding. Branding erat kaitannya dengan pembeda dari yang
sejenis. Sebuah sekolah yang sadar branding dia akan duduk bersama menentukan arah
positioning nya di masyarakat.
Sementara
jika guru lakukan personal branding maka
ia akan fokus pada apa yang dimiliki dibanding kelemahan. Ditambah dengan peran
medsos maka personal branding guru akan semakin cepat. Teringat sekali ketika
di awal fokus dengan personal branding,
beliau mulai dengan dengan brand guru kreatif. Lalu beliau menulis hal-hal yang
orang ingin ketahui lewat tips dan trik atau resep pengajaran terkini.
Dalam
branding ada istilah reputasi dan pencitraan. Reputasi cara mendapatkannya
dengan kerja keras dan konsistensi. Pencitraan itu mudah dan cenderung tak
bertahan lama. Tetapi ada hal yang berkaitan, karena:
1.
Branding erat kaitannya dengan pencitraan. Disarankan
untuk membangun branding yang awet dengan kerja keras. Kalau hal yang dibangun
akan menjadi reputasi.
2.
Personal branding bisa membuat guru menjelma menjadi ahli. Dunia di medsos sangat
welcome dengan sosok guru yang
memberikan kontribusi kepada masyarakat luas. Tanpa membedakan umur dan masa
kerja anda.
Pertanyaan, “Bagaimana cara menumbuhkan
semangat untuk terus menulis, karena kadang kondisi menulis naik turun. Trik
yang bisa dilakukan : (1) menulis hal yang erat kaitannya dengan keseharan, (2)
menulis untuk diri sendiri, (3) lakukan mikro
blogging, yaitu menulis singkat-singkat di update status facebook atau
twitter lalu disatukan menjadi tulisan di blog.
Sebuah
trik praktis untuk melejitkan skill menulis, mampukah saya istiqomah. Mohon doa
dan dukungan.
Komentar
Posting Komentar